
Tokyo, 16 Mei 2025 – Dua guru besar Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, turut hadir dan berpartisipasi aktif dalam Forum International Network for Quality Assurance Agencies in Higher Education (INQAAHE) 2025 yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada 13–16 Mei 2025, bersama dengan 10 pimpinan lainnya dari delegasi Indonesia: LAM INFOKOM, LAMEMBA dan LAMDIK. Kehadiran para delegasi Indonesia ini menjadi representasi penting kontribusi Indonesia dalam diskusi global mengenai penjaminan mutu pendidikan tinggi.
INQAAHE adalah organisasi global yang mewadahi lembaga-lembaga penjaminan mutu pendidikan tinggi dari seluruh dunia, yang bertujuan untuk memfasilitasi kerja sama, pertukaran informasi, serta pengembangan kapasitas di antara lembaga penjaminan mutu (quality assurance agencies). Tahun ini, konferensi internasional tahunan INQAAHE sukses diselenggarakan dengan tema “Innovating Quality Assurance: Pathways to Global Relevance and Sustainability”, dihari dari 315 peserta dari seluruh dunia. Konferensi ini menjadi forum yang mempertemukan pakar, praktisi, pembuat kebijakan, dan akademisi untuk berbagi pengalaman serta mendiskusikan tantangan dan peluang dalam sistem penjaminan mutu yang terus berkembang. Pokok pembahasan mencakup isu-isu penting seperti dampak transformasi digital terhadap pendidikan tinggi, akreditasi lintas negara, hingga strategi memperkuat keterlibatan pemangku kepentingan dalam menjaga kualitas akademik.
Presiden INQAAHE, Prof. Maria Kelo, dalam pidato pembukaannya menekankan pentingnya adaptasi dan kolaborasi global dalam menghadapi disrupsi pendidikan. “Kita tidak hanya ditantang untuk menjamin mutu secara lokal, tetapi juga untuk memastikan relevansi global pendidikan tinggi di era yang serba terhubung ini,” ujarnya.
Sebagai tuan rumah, National Institution for Academic Degrees and Quality Enhancement of Higher Education (NIAD-QE) Jepang menampilkan inovasi-inovasi dalam sistem evaluasi institusional mereka, yang mendapat apresiasi luas dari para peserta.
Konferensi berlangsung selama empat hari dengan berbagai rangkaian kegiatan. Hari pertama diisi dengan pre-conference workshops interaktif, membahas topik seperti pemanfaatan AI dalam QA, prinsip dasar QA, strategi pelibatan pemangku kepentingan, dan integrasi SDGs. Hari kedua dibuka oleh Presiden INQAAHE dan keynote Prof. Kyosuke Nagata tentang integrasi agenda keberlanjutan dalam QA, dilanjutkan dengan sesi paralel tentang QA inklusif, SDGs, pendidikan transnasional, dan micro-credentials, serta keynote Paul LeBlanc tentang revolusi AI dalam pendidikan tinggi. Hari ketiga fokus kepada pemanfaatan AI dan pengakuan kredensial. Prof. Peter A. Okebukola menyoroti peran AI dalam efisiensi dan akurasi QA. Diskusi paralel membahas studi kasus penerapan AI, perbandingan kerangka QA antar kawasan, dan akreditasi lintas negara. Forum ditutup dengan rangkuman pembelajaran dan Sidang Umum INQAAHE secara hybrid. Hari keempat menampilkan kegiatan sosial dan budaya, seperti kunjungan ke Universitas Tokyo, tur ke Kuil Meiji Jingu, dan upacara minum teh Jepang, yang menutup forum dengan suasana hangat dan memperkuat kolaborasi internasional.
Konferensi INQAAHE 2025 di Tokyo ini mendorong percepatan menuju integrasi kualitas pendidikan tinggi secara global. Para peserta kembali ke negara masing-masing dengan semangat baru untuk memperkuat sistem penjaminan mutu nasional serta memperluas kolaborasi internasional demi mewujudkan pendidikan tinggi yang menyeluruh dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-4 tentang Quality Education.
Author: Lab.SC sh
Editor : Marina
#SDGs4