Rip current merupakan arus yang terkonsentrasi melewati jalur sempit yang mengalir kuat ke arah laut pada zona pecah serta melintasi gelombang pecah hingga ke lepas pantai (Mutaqin et al., 2021). Rip current secara sekilas memang tidak menyeramkan apabila dilihat oleh kasat mata. Namun, apabila terbawa oleh rip current maka akan sulit lolos dari arus balik ini. Hal ini dibuktikan dengan kecepatan rip current yang mencapai 1 m/s – 2 m/s dan mampu melebar hingga 61- 762 m (Deskaranti, 2017). Selain itu, hampir 80% kasus penyelamatan yang ada di pantai disebabkan oleh rip current (US Department of Commerce, 2013). Terhitung dari tahun 2014-2015 terdapat 140 korban selamat dan 8 korban meninggal akibat rip current (Indrapertiwi, 2016). Dikutip dari data Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan 2015, terdapat 30 korban kecelakaan pantai akibat terseret arus rip current di Pantai Klayar selama tahun 2011-2016 (Deskaranti, 2017). Menurut Mutaqin (2021), kasus korban rip current di Bantul dapat disebabkan karena dua hal yaitu, ketidaktahuan wisatawan akan kondisi pantai dan juga masih minimalnya peralatan yang dimiliki SAR Satlinmas. Koordinator SAR Satlinmas wilayah III Parangtritis, M. Arief Nugraha, menunjukan bahwa tim SAR membutuhkan alat pendukung berupa alarm dan rambu-rambu bahaya lokasi rip current.
Berdasarkan permasalahan diatas tim PKM-KC menawarkan solusi berupa alarm keselamatan bernama Buoy-Watch yang dapat membantu penjaga pantai maupun tim SAR dalam hal manajemen pengelolaan keamanan di pesisir pantai dengan pemantauan rip current secara real time serta jangkauan pemantauan yang luas. Alat ini akan memberikan informasi kepada penjaga pantai apabila terdapat wisatawan yang berada di daerah rip current. Adapun di sisi lain, alat ini juga akan memberikan peringatan dini atau early warning system (EWS) kepada wisatawan apabila terdapat rip current. Diharapkan alat ini dapat menjadi salah satu sarana mitigasi di pantai.
Tim PKM-KC yang berada dibawah bimbingan Muhammad Idham Ananta T, , M.Kom. selaku dosen pendamping dan Joshua Tito Amael (ELINS UGM) selaku ketua tim beranggotakan Muhammad Luthfi Harwidjaya (ELINS UGM), Danendra Azriel Ramdhany (ELINS UGM), Nindya Salsabilla (ELINS UGM) dan Muhammad Arjuna Wirakusuma (Geofisika UGM) membuat alat deteksi dini rip current pada pesisir pantai berbasis computer vision sebagai pengawas pantai yang bernama Buoy-Watch. Tim PKM-KC telah melakukan studi literatur terkait karsa cipta yang akan dibuat, kemudian Tim melakukan pembelanjaan untuk bahan dan dilanjutkan dengan melakukan pemrograman pada karsa cipta, setelah seluruh komponen terkumpul tim melanjutkan dengan merngkai karsa cipta.
Buoy-Watch memiliki 2 komponen yaitu Buoy dan Watch, Buoy merupakan karsa cipta yang akan memberikan peringatan tanda bahaya bila terdapat rip current, hal ini dapat dilakukan oleh Buoy karena Buoy dilengkapi dengan lampu dan alat komunikasi nirkabel, yaitu LoRa. Watch merupakan karsa cipta yang akan diletakan pada elevasi tertentu dan nantinya Watch akan mengidentifikasi ada atau tidaknya rip current, hal ini dapat dilakukan oleh Watch karena Watch dilengkapi dengan IP Cam Outdor, YOLOv8, dan alat komunikasi tanpa kable yaitu LoRa. Buoy dan Watch akan di letakan terpisah, Buoy akan diletakan di laut dan Watch akan diletakan di pantai. Cara kerja dari Buoy-Watch cukup sederhana ketika Watch sudah mengidentifikasi terdapat rip current maka Watch akan mengirimkan sinyal kepada Buoy yang kemudian akan direspon oleh Buoy dengan menyalakan lampu berkedip. Selain itu, Buoy-Watch juga dilengkapi dengan Graphic User Interface (GUI) stasiun pusat kendali yang akan memudahkan untuk proses monitoring secara Open Source.
Saat ini tim PKM-KC Buoy-Watch telah melakukan uji coba karsa ciptanya pada pantai dengan potensi rip current paling besar yaitu Pantai Parangtritis. Pada uji coba itu karsa cipta Watch dapat mengidentifikasi rip current dengan baik. Adapun Buoy dapat memberikan peringatan berupa lampu berkedip bila Watch telah mengidentifikasi rip current. Diharapkan Buoy-Watch dapat menjadi salah satu sarana mitigasi serta sarana peningkatan keamanan dan keselamatan di pesisir pantai.