
30 Januari 2025 — Departemen Ilmu Komputer & Elektronika UGM mengadakan Public Lecture Series/Webinar dengan Tema “Digital Marketplace dan Digital Business Ecosystem” yang menghadirkan dua pembicara ahli, yaitu Dr. Mohammad Nabil Almunawar dari Universiti Brunei Darussalam dan Dr. Mardhani Riasetiawan, S.E.Ak., M.T. dari Universitas Gadjah Mada. Acara ini membahas berbagai aspek penting, mulai dari evolusi digital marketplace, peran ekosistem bisnis digital beserta kesiapan teknologi informasi untuk transformasi digital di universitas, hingga studi kasus sukses seperti Gojek dan IGrow. Melalui diskusi ini, diharapkan peserta dapat memperoleh wawasan baru tentang strategi dan praktik terbaik untuk mengoptimalkan potensi bisnis digital, serta memahami bagaimana teknologi dapat menjadi enabler bagi pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Dr. Mohammad Nabil Almunawar menjelaskan bahwa e-commerce telah berevolusi dari model one-to-many menjadi many-to-many, sehingga memungkinkan lebih banyak partisipasi pelaku usaha tanpa investasi besar. Model one-to-many, yang umum pada awal tahun 2000-an, memiliki keterbatasan karena memerlukan investasi besar dan menawarkan pilihan terbatas kepada para pelanggan. Sebaliknya, model many-to-many memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen serta memungkinkan UMKM untuk masuk ke pasar digital tanpa hambatan finansial yang besar.
Konsep ekosistem bisnis digital dipaparkan dalam sesi berikutnya. Ekosistem bisnis mencakup jaringan aktor, baik organisasi maupun individu, yang melakukan value exchange atau pertukaran nilai secara terorganisir. Value yang dimaksud bisa bersifat transaksional, interaksional, ataupun kolaboratif. Digital marketplace harus memahami dengan baik ekosistem bisnis digital ini agar dapat berkembang secara efektif.
Dr. Mohammad Nabil Almunawar menegaskan bahwa digital business ecosystem merupakan network of value exchange, yang artinya interaksi antar pelaku bisnis harus menciptakan nilai bagi semua pihak yang terlibat. “Digital business ecosystem perlu dipelajari dengan baik oleh digital marketplace…” ujar Dr. Mohammad Nabil Almunawar. Digital marketplace yang memahami ekosistem bisnis dengan baik akan lebih adaptif serta inovatif dalam menghadapi tantangan di dunia digital.
Selanjutnya, Dr. Mardhani Riasetiawan, S.E.Ak., M.T. membahas enam tahapan dalam transformasi digital, dimulai dari Business as Usual yang berfokus pada peralihan dari metode tradisional ke digital, dilanjutkan dengan Present and Active yang melibatkan evaluasi model operasional yang sedang berjalan, kemudian Formalized untuk mengakui dampak positif transformasi digital, Strategic dengan membentuk strategi digital yang jelas dan sesuai, Converged yang memprioritaskan inisiatif digital untuk mencapai tujuan transformasi yang lebih terarah dan efektif, serta Innovative and Adaptive sehingga siap berinovasi dan mengambil langkah signifikan ke depan.
Beliau pun menekankan bahwa banyak universitas masih kesulitan dalam mengadopsi transformasi digital secara adaptif. “Salah satu problem universitas adalah, kita belum punya cara untuk adaptif dalam digital transformation…” ujar beliau. Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi untuk memiliki strategi yang matang dan membangun ekosistem digital yang mendukung dalam berinovasi.
Kegiatan ini memberikan beberapa rekomendasi untuk mendukung transformasi digital di lingkungan akademik, antara lain memahami tujuan jangka panjang dengan menentukan visi dan misi digital yang jelas, mengadopsi pola pikir masa depan untuk mengantisipasi skenario mendatang agar tetap relevan, membangun kapabilitas baru dengan fokus pada pendekatan berbasis manusia, inovasi, dan teknologi, serta melakukan investasi strategis dengan mengalokasikan dana secara bijak untuk mendukung pertumbuhan dan transformasi. Dr. Mardhani juga menggarisbawahi bahwa Digital Business Strategy & Culture, Staff & Customer Engagement, Process & Innovation, Technology, serta Data & Analytics adalah komponen utama dalam transformasi digital yang sukses.
Pada sesi tanya jawab, muncul pertanyaan mengenai bagaimana mahasiswa dapat berperan untuk membantu UMKM dalam transformasi digital. Dr. Mohammad Nabil Almunawar menekankan bahwa mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dengan memulai inisiatif digital di kampus sebelum menerapkannya ke masyarakat luas. Mahasiswa bisa berkontribusi dengan membangun dan mengelola digital marketplace dalam lingkup kampus untuk memperoleh pengalaman praktis sebelum membantu UMKM di dunia nyata. Selain itu, peserta juga menanyakan peluang pemanfaatan teknologi seperti DeepSeek dalam lingkup akademik. Diskusi pun berlanjut dengan berbagai perspektif terkait pemanfaatan AI dan teknologi canggih lainnya dalam dunia pendidikan.
Berlangsungnya webinar ini memberikan wawasan penting mengenai peran digital marketplace dan ekosistem bisnis digital dalam mendukung demokratisasi e-commerce serta transformasi digital dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan. Webinar ini mendukung beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) yang mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif melalui partisipasi UMKM dalam ekonomi digital, SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) yang fokus pada pembangunan infrastruktur digital dan inovasi untuk mendukung ekosistem bisnis, SDG 4 (Quality Education) yang berupaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui transformasi digital di perguruan tinggi, dan SDG 17 (Partnerships for the Goals) yang mempromosikan kemitraan antara akademisi, bisnis, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem digital yang berkelanjutan. Sehingga dengan dukungan kebijakan inklusif dan adaptasi teknologi, ekosistem digital mampu menjadi tulang punggung pembangunan berkelanjutan, memastikan tidak ada satu pun yang tertinggal dalam era transformasi digital.
Author: Furqan (MIK24 – Tim Media)
TAG #SGDs4, #SGDs8, #SGDs9, #SGDs17
SDG 4: Pendidikan Berkualitas | SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi | SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur | SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan