
Yogyakarta, 28 Agustus 2025 – Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komputer (HIMPASIKOM) DIKE UGM kembali menyelenggarakan Bedah Paper Chapter #6 dengan topik “Transforming Perception: How Audio AR Reshapes Our Experience of Objects and Spaces.” Acara ini menghadirkan Isna Alfi Bustoni, S.T., M.Eng. sebagai pemateri. Beliau merupakan seorang User Research Scientist dengan lebih dari tujuh tahun pengalaman di bidang machine learning dan human-centered design research, serta aktif mengajar Artificial Intelligence, Data Science, Human-Computer Interaction, dan Augmented/Virtual Reality. Kegiatan ini dimoderatori oleh Humairah dan berlangsung di ruang sidang 2 dan 3, Gedung S2 & S3 FMIPA UGM.
Dalam pemaparannya, pemateri menjelaskan mengenai konsep topologi AR, mulai dari embedded reality, hingga extended reality, serta bagaimana perangkat AR berkembang untuk mendukung pengalaman interaktif. Audio AR diposisikan sebagai elemen pelengkap yang mampu memperkaya realitas. Salah satu konsep yang diangkat adalah audio merging of remote location, yakni kemampuan menghadirkan suara dari lokasi jauh ke dalam ruang interaksi pengguna.
Pembahasan dilanjutkan pada tinjauan dua penelitian terkait Audio AR. Penelitian pertama berjudul Exploring the Alteration and Masking of Everyday Noise Sounds using Auditory Augmented Reality. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana AAR dapat digunakan untuk mengubah atau menutupi suara lingkungan sehari-hari. Noise diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama, yaitu manusia, mekanis, dan lingkungan, dengan karakteristik yang dilihat dari perspektif pengguna apakah bersifat stabil atau temporer. Survei dilakukan untuk memahami strategi penanganan noise, tingkat relevansi, serta persepsi gangguan (annoyance level) dalam berbagai aktivitas sosial.
Sementara itu, penelitian kedua berjudul The Perception of a Tap: Using Auditory Augmented Reality to Alter the Contact Properties of a Physical Object, yang membahas bagaimana Audio AR dapat memodifikasi persepsi pengguna terhadap objek fisik melalui manipulasi suara interaksi, seperti ketukan pada cangkir kopi. Riset ini menguji berbagai jenis umpan balik audio (material permukaan maupun instrumen musik) serta parameter reverberasi untuk menilai persepsi simultanitas, kesatuan, hingga sifat objek seperti ukuran dan kekerasan. Hasilnya menunjukkan bahwa perubahan suara dan reverb mampu mengubah persepsi pengguna terhadap objek maupun ukuran ruang, selama latensi audio tetap rendah agar pengalaman tetap terasa real-time.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, dengan beragam pertanyaan terkait proses pengambilan data, penggunaan deep learning dalam membedakan suara manusia, serta tantangan pengembangan Audio AR dengan perangkat berbiaya rendah. Pemateri juga menyampaikan bahwa riset Audio AR masih terbatas di Indonesia dibandingkan luar negeri, namun prospeknya sangat besar untuk pengembangan teknologi 5–10 tahun mendatang.
Kegiatan ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure melalui riset dan pengembangan teknologi inovatif di bidang Auditory Augmented Reality. Teknologi ini tidak hanya relevan untuk mendorong kemajuan industri kreatif dan riset interdisipliner, tetapi juga membuka peluang pemanfaatan pada skala yang lebih luas, seperti pendidikan, kesehatan, maupun lingkungan perkotaan.
Author: Marina
Editor: alukman
#SDGs9