
Yogyakarta, 28 Mei 2025 – Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE) Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Leiden Institute of Advanced Computer Science (LIACS), Leiden University, menyelenggarakan Joint Lecture yang menghadirkan dua narasumber di bidang ilmu komputer dan computational bio-imaging. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Turing DIKE UGM, dan dihadiri oleh mahasiswa serta dosen dari berbagai latar belakang keilmuan.
Sesi pertama dibawakan oleh Prof. Fons J. Verbeek, pakar di bidang Computational Bio-Imaging dari LIACS, Leiden University. Dalam paparannya yang berjudul “Computational BioImaging: A Paradigm of Multidisciplinary Scientific Computing”, Prof. Verbeek memulai dengan menjelaskan dasar-dasar pencitraan (imaging) dalam konteks biologi, yang kemudian dilanjutkan dengan studi kasus penggambaran serbuk sari (pollen imaging). Ia menunjukkan bagaimana gambar 2D dapat dikembangkan menjadi model 3D melalui proses 3D image acquisition dan 3D modelling untuk menghasilkan informasi spasial yang lebih mendalam dan akurat. Lebih lanjut, ia membahas studi kasus pemodelan ikan zebra (zebrafish) menggunakan empat modalitas pencitraan yang berbeda. Studi ini menampilkan bagaimana integrasi beragam teknik imaging dapat memperkaya analisis biomedis dan menghasilkan rekonstruksi model 3D yang lebih informatif. Hasil visualisasi dari model 3D turut ditampilkan sebagai contoh kolaborasi antara teknologi pencitraan dan komputasi ilmiah.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Assoc. Prof. Afiahayati, S.Kom., M.Cs., Ph.D., Ketua Program Magister Kecerdasan Artifisial DIKE UGM, yang menyampaikan materi bertajuk “Artificial Intelligence in Computational Bio-Imaging”. Dalam presentasinya, ia memaparkan pemanfaatan kecerdasan buatan dalam analisis citra medis melalui berbagai studi kasus. Di antaranya yaitu GamaComet, sistem yang dikembangkan oleh tim riset DIKE UGM untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan kerusakan DNA berdasarkan gambar Comet Assay dari mukosa bukal; deteksi mutasi genetik dari Whole Slide Images (WSI) menggunakan teknologi deep learning untuk mengenali pola mutasi pada jaringan biologis; serta klasifikasi Acute Myeloid Leukemia (AML) berdasarkan citra sel darah menggunakan model AI yang terlatih. Ia juga menjelaskan pendekatan Federated Learning untuk citra medis, yang memungkinkan pelatihan model AI tanpa perlu memindahkan data pasien, menjaga privasi sekaligus mendorong kolaborasi riset antarinstitusi.
Pada sesi tanya jawab, para peserta aktif dengan mengajukan berbagai pertanyaan kepada kedua pembicara. Beberapa topik yang dibahas meliputi kualitas citra dan teknik preprocessing untuk meningkatkan akurasi model, pendapat terhadap penelitian mahasiswa yang sedang berlangsung di bidang bioimaging dan AI medis, serta isu terkait adversarial attack dalam citra medis yaitu potensi manipulasi gambar yang dapat mempengaruhi diagnosis otomatis oleh sistem AI. Kedua pembicara merespons secara positif dan menekankan pentingnya ketelitian dalam pemrosesan data serta pengembangan sistem yang tahan terhadap ancaman tersebut. Kemudian acara ditutup dengan pemberian souvenir dan sesi foto bersama.
Kegiatan joint lecture ini tidak hanya menambah pengetahuan peserta mengenai kemajuan teknologi dalam bioimaging dan AI, tetapi juga memperkuat kerja sama internasional antara DIKE UGM dan LIACS Leiden University. Kegiatan ini turut berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, melalui pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan diagnosis dan pemahaman penyakit; SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dengan membuka akses pada pertukaran ilmu pengetahuan; serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kolaborasi riset dan akademik lintas negara.
Author: Marina
Editor: Rifki
#SDGs3 #SDGs4 #SDGs17