
Yogyakarta, 27 Mei 2025 – Laboratorium Sistem Komputer dan Jaringan (Lab SKJ), Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE) UGM, melakukan survei awal ke MAN 2 Yogyakarta sebagai bagian dari persiapan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk “Bakti Pendidikan Teknologi Tepat Guna untuk Optimalisasi Absensi dalam Mendukung Keamanan dan Kedisiplinan Siswa.” Kegiatan ini dipimpin oleh Muhammad Oriza, S.Kom., M.IT., yang juga merupakan pengusul sekaligus penanggung jawab program. Survei dilakukan untuk memetakan kebutuhan infrastruktur dan melakukan koordinasi awal sebelum implementasi sistem absensi digital berbasis teknologi, yang akan diterapkan pada 13 Juni 2025 mendatang.
Tim dari Lab SKJ disambut hangat oleh Ibu Dyah Estuti Tri H., S.Pd., dari bagian kesiswaan MAN 2 Yogyakarta. Dalam diskusi tersebut, pihak sekolah menyampaikan antusiasmenya terhadap rencana implementasi sistem absensi digital yang diharapkan mampu memperkuat pengawasan dan keamanan di lingkungan asrama. Saat ini, MAN 2 Yogyakarta mengelola boarding school dengan sekitar 58 siswi yang tinggal di asrama, dan kebutuhan akan sistem pengawasan yang lebih terstruktur menjadi salah satu perhatian utama pihak sekolah. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari UGM untuk membantu mengoptimalkan sistem pengawasan kami, khususnya bagi siswi yang tinggal di asrama. Tantangannya tidak hanya pada kedisiplinan, tapi juga keamanan mereka sehari-hari,” ujar Ibu Dyah.
Dalam proses survei, tim Lab SKJ melakukan pemetaan lokasi yang akan menjadi titik pemasangan perangkat absensi, seperti pintu utama asrama, ruang bersama, dan titik akses lain yang dinilai penting. Oriza menjelaskan bahwa kegiatan ini penting untuk memahami kebutuhan spesifik sekolah dan memastikan bahwa sistem yang diterapkan sesuai dengan kondisi lapangan. Selain mengevaluasi lokasi, tim juga meninjau kesiapan infrastruktur jaringan dan kelistrikan sebagai pendukung utama sistem absensi berbasis RFID dan face recognition.
Survei juga mencakup diskusi teknis mendalam bersama tim IT sekolah, termasuk penjaga server. Koordinasi ini menjadi bagian penting dari tahap awal, karena sistem absensi akan terintegrasi dengan infrastruktur teknologi yang telah berjalan di sekolah. Dalam diskusi, dibahas pula kemungkinan pengembangan sistem di masa mendatang dan rencana kolaborasi lanjutan. “Kami ingin memastikan bahwa sistem ini tidak hanya berjalan baik saat dipasang, tapi juga berkelanjutan. Karena itu, komunikasi dengan tim teknis sekolah sangat penting untuk memastikan integrasi sistem berjalan lancar,” jelas Oriza.
Hasil survei menunjukkan bahwa MAN 2 Yogyakarta memiliki infrastruktur dasar yang cukup memadai untuk mendukung implementasi sistem. Beberapa penyesuaian minor akan dilakukan, seperti pengaturan ulang beberapa titik akses dan persiapan ruang server tambahan. Selain implementasi teknis, tim Lab SKJ juga merancang pelatihan bagi staf sekolah dan siswa agar mampu mengoperasikan sistem secara mandiri dan optimal.
Program PkM ini tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah absensi, tetapi juga berupaya memberikan solusi yang dapat menjadi contoh bagi sekolah lain yang memiliki sistem asrama. Dengan teknologi monitoring real-time yang terintegrasi, program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengawasan sekaligus memperkuat tata kelola keamanan siswa di lingkungan pendidikan.
Selain itu, kegiatan ini turut berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui penguatan sistem absensi sekolah berbasis teknologi, SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dengan mendorong penerapan teknologi digital yang relevan, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara pendidikan tinggi dan sekolah yang memberikan solusi teknologi yang aplikatif.
Author: Muhammad Oriza Nurfajri-Lab. SKJ
Editor: Marina
#SDG4 #SDG9 #SDG17