
Yogyakarta, 5 Agustus 2025 – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan besar dalam sistem kesehatan Indonesia, dengan jumlah kematian yang diperkirakan mencapai 125 ribu jiwa pada tahun 2024. Menyadari urgensi masalah ini, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC. Salah satu strategi utama dalam regulasi tersebut adalah pemanfaatan hasil penelitian dan inovasi teknologi, termasuk di dalamnya yaitu pengembangan computer-aided diagnosis (CAD) berbasis artificial intelligence (AI) untuk mendukung proses skrining. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah merekomendasikan penggunaan teknologi CAD sebagai alat bantu dalam membaca hasil X-ray (rontgen) dada.
Menanggapi tantangan tersebut, peneliti dari Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE) Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada, Wahyono, S.Kom., Ph.D., bersama timnya mengembangkan TBScreen.AI (http://tbscreen.ai), sebuah aplikasi skrining TBC berbasis AI pertama buatan Indonesia. Aplikasi ini dirancang untuk dapat diakses oleh tenaga medis maupun masyarakat umum. Pengguna cukup mengunggah foto rontgen dada, dan sistem akan secara otomatis menganalisis serta menampilkan hasil dalam bentuk persentase kemungkinan terindikasi TBC. Meski demikian, hasil dari TBScreen.AI hanya bersifat sebagai alat bantu skrining awal dan bukan diagnosis akhir, yang tetap harus ditentukan oleh tenaga medis profesional.
TBScreen.AI dikembangkan sebagai bagian dari Proyek Penelitian KONEKSI X-ray AI TB, sebuah proyek riset lintas institusi yang didanai oleh Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. Proyek ini dipimpin oleh dr. Antonia Morita I. Saktiawati, Ph.D. dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, selaku Principal Investigator, dan Wahyono, S.Kom., Ph.D. sebagai Koordinator Tim AI. Proyek ini juga melibatkan kolaborasi lintas institusi, termasuk University of Melbourne, Monash University Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA), serta Yayasan Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPKMP).
Diharapkan, hadirnya TBScreen.AI dapat mempercepat deteksi kasus TBC secara aktif (active case finding) terutama di wilayah yang sulit dijangkau atau fasilitas kesehatan yang belum memiliki dokter spesialis radiologi. Inovasi ini sekaligus menjadi kontribusi nyata dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG 5 (Kesetaraan Gender), SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Penulis: Wahyono
Editor: Marina
#SDGs3 #SDGs5 #SDGs9 #SDGs17