Magelang, 30 Juni 2025 – Laboratorium Algoritma dan Komputasi, Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE) FMIPA UGM, mengembangkan aplikasi pemetaan pH tanah sebagai bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Program ini bertujuan untuk membantu para petani sayur yang selama ini menghadapi tantangan terkait kondisi tanah yang kurang optimal sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen.
Kondisi pH tanah menjadi salah satu faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Tanah dengan pH ideal pada kisaran 6 hingga 7 memungkinkan tanaman menyerap nutrisi secara optimal dan lebih tahan terhadap serangan hama. Namun, berbagai faktor seperti paparan hujan berlebihan, penggunaan pupuk sintetis, hingga pupuk organik yang belum terurai sempurna sering menyebabkan pH tanah bergeser dari kondisi ideal. Untuk mengembalikannya, petani membutuhkan perlakuan tertentu seperti penambahan kapur dolomit atau humus.

Sebagai sentra penghasil sayuran di lereng Gunung Merbabu, petani Desa Gantang sangat bergantung pada kualitas tanah. Proses pengukuran pH tanah secara manual biasanya dilakukan setiap beberapa meter, dan membutuhkan tenaga besar terutama untuk lahan luas. Melihat kebutuhan tersebut, tim dosen Laboratorium Algoritma dan Komputasi UGM memperkenalkan sistem sampling pH tanah berbasis teknologi tepat guna, dibantu oleh mahasiswa KKN UGM Periode 2 Tahun 2025.
Melalui aplikasi yang dikembangkan, pH tanah dipetakan menggunakan teknik interpolasi linear dua dimensi untuk memperkirakan tingkat keasaman pada titik yang tidak diukur secara langsung. Petani dapat mengatur jarak titik perkiraan sesuai kebutuhan ketelitian peta. Dalam uji lapangan, tim mengukur tiga lahan dengan jarak titik sampel per 3 meter persegi. Hasil awal menunjukkan bahwa sekitar 90% area lahan berada pada pH normal, sementara sebagian kecil lainnya memiliki pH yang mendekati normal.

Informasi dari peta pH tanah ini membantu petani menentukan lokasi yang membutuhkan perlakuan tambahan seperti penyebaran dolomit atau humus. Meski bersifat perkiraan, hasil yang diberikan cukup membantu sebagai acuan awal sebelum petani melakukan evaluasi lanjutan. Teknologi ini diharapkan dapat meringankan beban kerja petani sekaligus meningkatkan efisiensi pemeliharaan lahan tanpa harus melakukan pengukuran detail di seluruh area.
Kegiatan pengabdian ini turut berkontribusi pada pencapaian SDGs, khususnya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) dan SDG 2 (Tanpa Kelaparan) melalui peningkatan produktivitas pertanian, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan pemanfaatan teknologi untuk mendukung pertanian, serta SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) melalui penggunaan sumber daya secara lebih efisien dan tepat sasaran.
Author: Lab AK
Editor: Marina
#SDGs1 #SDGs2 #SDGs8 #SDGs12